Sabtu, 23 Mei 2009

parkinson

PENYAKIT PARKINSON

PENYEBAB PENYAKIT PARKINSON
Kebanyakan orang-orang dengan penyakit Parkinson tidak mempunyai penyebab spesifik. Namun beberapa diantaranya dapat disebabkan karena keturunan, toksin / racun, trauma kepala, dan penyakit Parkinson drug-incuded.

Keturunan
Di tahun terakhir, sejumlah mutasi genetic yang spesifik penyebab penyakit Parkinson telah ditemukan, termasuk dalam populasi tertentu ( Contursi, Italia) dan terdapat dalam suatu kasus minoritas penyakit Parkinson. Seseorang yang mederita penyakit Parkinson kemungkinan mempunyai keluarga yang juga mempunyai penyakit Parkinson. Namun bagaimanapun juga, hal ini tidak berarti bahwa penyakit tersebut telah diteruskan secara genetik.
Toksin / Racun
Suatu teori menyebutkan bahwa penyakit bisa mengakibatkan banyak orang mudah terluka yang diakibatkan oleh toksin dan lingkungan. Hipotesis ini berkonsisten dengan fakta bahwa Penyakit parkinson tidakl tersebar secara homogen ke seluruh populasi, melainkan, timbulnya nya bervariasi secara geografis. Timbulnya variasi juga disebabkan oleh waktu.
Racun yang disuga sangat kuat saat ini yaitu pestisida dan transition-series logam seperti mangan atau besi, terutama yang menghasilkan species reaktif oksigen dan dapat mengikat neuromelanin, seperti yang disarankan oleh G.C Cotzias. MPPT yang digunakan sebagai contoh untuk penyakit Parkinson yang dengan cepat mempengaruhi gehjala Parkinson dimanusia dan binatang lain. Racunnya kemungkinan datang dari generasi species reaktif oksigen yang diturunkan.
Kepala terluka / Trauma Kepala
Kepala yang dulu pernah terluka dan sering di keluhkan oleh penderita kemungkinan untuk terjadinya penyakit Parkinson lebih besar dibandingkan dengan mereka yang belum pernah menderita luka di kepala secara serius. Resiko terkenanya penyakit Parkinson meningkat 8 kali lipat untuk pasien yang pernah di opname karena luka di kepala yang serius.

Penyebab obat
Anipsychotics yang digunakan untuk penyembuhan penyakit kejiwaan, dapat mempengaruhi gejala penyakit parkison akibat penurunan aktivitas dopaminergic.

Dalam mencegah umpan balik, L-dopa juga dapat menyebabkan gejala penyakit Parkinson yang pada awalnya membebaskan Dopamin agonists yang dapat juga berperan untuk timbulanya gejala penyakit Parkinson dengan terus meningkatkan kepekaan dopamine sel yang peka terhadap rangsangan.

Gejala Penyakit Parkinson

1. Gemetaran

Seseorang penderita penyakit parkinson pada saat beristirahat atau tidak melakukan aktivitas akan mengalami gemetaran. Gemetaran yang timbul dapat terjadi pada tangan, kaki, rahang, atau kapala.

2. Kekakuan

Penderita akan mengalami rasa kaku pada otot, rasa sakit pada bahu, leher, dan sendi-sendi sehingga sulit untuk bergerak.

3. Hilangnya reflek postural

Penderita akan mengalami ganguan keseimbangan tubuh.

4. Kebekuan

Gejala ini mengacu terhadap ketidakmampuan untuk melakukan pergerakan yang aktif. Ketika akan berjalan, memutar, berjalan melalui jalan yang sempit penderita akan sulit utuk melakukannya.

5. Gejala nonmotor (tidak berhubungan dengan pergerakan)

Gejala ini juga timbul pada penderita penyakit parkinson antar lain penderita merasakan sakit seperti terbakar, perasaan geli, hilangnya motivasi, susah tidur, ataupun merasakan tekanan. Kebanyakan gejala ini akan memperparah penderita penyakit parkinson.

CARA PENGOBATAN
Penderita Parkinson dengan gejala yang sudah jelas tidak perlu dirawat di rumah sakit. Banyak terapi yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit Parkinson.

Terapi obat
1. Levodopa ( L-dopa )
2. Inhibitor dopa dekarboksilasi dan levodopa

3. Bromokriptin
4. Obat antikolinergik
5. Antihistamin
6. Amantadin
7. Selegiline ( suatu inhibitor MAO jenis B )

Terapi Fisik
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.

Terapi Suara
Perawatan yan paling besar untuk “kekacauan suara” yang diakibatkan oleh penyakit Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment ( LSVT ). LSVT focus untuk meningkatkan volume suara.
Suatu studi menemukan bahwa alat elektronik yang menyediakan umpan balik indera pendengar atau frequency auditory feedback (FAF) untuk meningkatkan kejernihan suara.

Metoda yang mengalami evaluasi

Terapi gen

Pada saat sekarang ini, penyelidikan telah dilakukan hingga tahap terapi gen yang melibatkan penggunaan virus yang tidak berbahaya yang dikirim ke bagian otak yang disebut subthalamic nucleus (STN). Gen yang digunakan memerintahkan untuk mempoduksi sebuah enzim yang disebut glutamic acid decarboxylase (GAD) yang mempercepat produksi neurotransmitter ( GABA ). GABA bertinadak sebagai penghambat langsung sel yang terlalu aktif di STN

Pencangkokan syaraf
Percobaan pertama yang dilakukan adalah randomized double-blind sham-placebo dengan pencangkokan dopaminergic yang gagal menunukkan peningkatan mutu hidup untuk pasien di bawah umur.

gaya hidup dalam kesehatan

TUBUH SEHAT IDEAL DARI SEGI KESEHATAN

Oleh :

Prof. Dr. dr. Azrul Azwar MPH

Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Departemen Kesehatan RI

PENDAHULUAN

Visi pembangunan bidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, diharapkan akan

menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan

ber perilaku hidup sehat. Indonesia sehat 2010 dimaksudkan juga untuk mendorong

agar masyarakat dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan

merata guna mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat rohani. Sehingga

tubuh sehat dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan

tidak hanya bebas dari penyakit (Definisi Sehat WHO Tahun 1950). Semua aspek

tersebut akan mempengaruhi penampilan atau performance setiap individu, dalam

melakukan aktivitas sehari hari seperti bekerja, berkarya, berkreasi dan melakukan

hal-hal yang produktif serta bermanfaat.

Kesehatan, pendidikan dan pendapatan setiap individu merupakan tiga faktor utama

yang sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap

individu berhak dan harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama

agar dapat hidup produktif, bahagia dan sejahtera.

Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola

makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Di satu pihak masalah kurang

gizi yaitu: gizi buruk, anemia, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang

Vitamin A (KVA) masih merupakan kendala yang harus ditanggulangi, namun

masalah gizi lebih cenderung meningkat terutama di kota-kota besar. Hasil survey

Indeks Massa Tubuh (IMT) tahun 1995 – 1997 di 27 ibukota propinsi menunjukkan

bahwa prevalensi gizi lebih mencapai 6,8% pada laki-laki dewasa dan 13,5% pada

perempuan dewasa. Sedangkan Monica (1994) menunjukkan bahwa hipertensi

didapati pada 19,9% usia lanjut (usila) yang gemuk dan 29,8% pada usila dengan

obesitas.

Kegemukan merupakan salah satu risiko terjadinya penyakit kardio-vaskuler. Dari

hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan 1992

diketahui bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu dari

penyakit degeneratif yang sekarang sudah menduduki tempat nomor satu penyebab

kematian di Indonesia. Dari berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan

antara dislipidemia, diabetes mellitus, hipertensi, obesitas dengan penyakit jantung

koroner.

Disampaikan pada Seminar Kesehatan Obesitas, Senat Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,

Sabtu, 15 Februari, 2004 di Kampus UI Depok.

2

TUBUH SEHAT IDEAL

Tubuh sehat ideal secara fisik dapat dilihat dan dinilai dari penampilan luar.

Penilaian setiap orang tentunya berbeda, antara orang awam dengan orang yang

mempunyai latar belakang medis sangat berbeda. Namun secara umum orang

biasanya menilai tubuh sehat ideal, dilihat dari postur tubuh, sikap dan tutur kata

serta interaksi orang tersebut dengan orang lain. Namun pengertian tubuh sehat

ideal dari segi kesehatan mencakup hal yang lebih luas, yang tidak cukup hanya

penilaian secara lahiriah, tetapi memerlukan pemeriksaan medis meliputi

pemeriksaan antropometri, fisiologi, biokimia dan patologi anatomi. Bila mengacu

dari definisi WHO diatas, untuk menyatakan seseorang mempunyai tubuh sehat

ideal, memerlukan juga penilaian secara psikologi dan psikiatri, apakah orang

tersebut mengalami kelainan kepribadian dan penyimpangan perilaku. Meskipun

secara fisik orang tersebut sehat, namun bila ada kelainan jiwa yang dapat

mengganggu kehidupan orang dilingkungannya, orang tersebut tidak sehat.

Postur tubuh ideal :

Postur tubuh ideal dinilai dari pengukuran antropometri untuk menilai apakah

komponen tubuh tersebut sesuai dengan standard normal atau ideal. Pengukuran

antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (kg) dan

tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut :

BB (kg)

IMT = --------------

TB x TB (m)

Status Gizi Wanita Laki-laki

Normal 17 -23 18 –25

Kegemukan 23 – 27 25 - 27

Obesitas > 27 > 27

BB = Berat Badan, TB = Tinggi Badan

Contoh: wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg

58

IMT = ---------------- = 22,37 (normal)

1,61 x 1,61

IMT yang normal antara 18 – 25. Seorang dikatakan kurus bila IMT nya <>

gemuk bila IMT nya > 25. Bila IMT > 30 orang tersebut menderita obesitas dan

perlu diwaspadai karena biasanya orang tesebut juga menderita penyakit

degeneratif seperti Diabetes Melitus, hipertensi, hiperkolesterol dan kelainan

metabolisme lain yang memerlukan pemeriksaan lanjut baik klinis atau laboratorium

Untuk mengetahui Berat Badan ideal dapat menggunakan rumus Brocca sebagai

berikut : BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)

Disampaikan pada Seminar Kesehatan Obesitas, Senat Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,

Sabtu, 15 Februari, 2004 di Kampus UI Depok.

3

Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah

kegemukan dan bila diatas 20% sudah terjadi obesitas.

Contoh: wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg

BB ideal = (161 – 100) – 10% (161 – 100)

= 61 – 6,1 = 54,9 (55 kg)

BB 58 kg masih dalam batas > 10%.

Pada anak-anak pengukuran berat badan sebaiknya dilakukan setiap bulan untuk

pemantauan pertumbuhan apakah normal sesuai dengan pita hijau yang ada dalam

KMS (Kartu Menuju Sehat). Pengukuran tinggi badan secara berkala pada anakanak

juga dianjurkan dilakukan setiap 6 bulan, untuk memantau apakah status gizi

anak tersebut normal. Disamping itu untuk menilai apakah anak tersebut stunting

(cebol), dengan membandingkan Z Score (WHO-NCHS). Pertumbuhan anak wanita

sampai 18 tahun dan laki-laki sampai 21 tahun. Menurut NCHS Hyattsville,

Maryland 1979, anak wanita usia 18 tahun tinggi badan pada 75 percentile adalah

170 cm dan berat badan pada 70 percentile adalah 62,5 kg Sedangkan anak lakilaki

usia 18 tahun tinggi badan 75 percentile adalah 180 cm dan berat badan70

percentile adalah 75 kg.

Pengukuran lain yang dapat dilakukan untuk menilai apakah seseorang tersebut

kurus menderita kurang gizi, normal atau gemuk, dengan mengukur Lingkar lengan

kiri atas (Lila). Biasanya dilakukan pada wanita usia 15 – 45 tahun. Bila Lila <>

cm, wanita tersebut menderita Kurang Energi Kronis (KEK).

Pengukuran antropometri lain yang sering digunakan adalah mengukur rasio Lingkar

perut dan Lingkar Pinggang (RLPP). Pada wanita RLPP yang disarankan <>

sedangkan pada laki-laki <>

mengetahui risiko menderita penyakit jantung. Seseorang dengan RLPP > 0,8 pada

wanita dan > 1 pada laki-laki mempunyai risiko menderita penyakit jantung lebih

besar dari yang RLPP nya dibawah ambang batas.

Untuk individu tertentu pengukuran diatas, belum dapat menggambarkan postur

tubuh yang ideal, dan memerlukan pengukuran lain yang lebih spesifik. Pada atlet

postur tubuh yang ideal berbeda, antara setiap jenis cabang olah raga. Misalnya

postur tubuh yang ideal bagi atlet petinju atau binaraga, sangat berbeda pada atlet

senam atau renang atau bila dibandingkan dengan orang biasa. Untuk kondisi ini

selain pengukuran IMT, dilakukan pula pengukuran tebal lemak (Skin fold), untuk

menilai apakah massa tubuh yang besar pada atlet tersebut terdiri dari otot atau

lemak. Sejogyanya atlet tinju, binaraga membutuhkan otot dan tulang yang kuat

untuk berlatih atau bertanding. Berbeda pada atlet senam atau renang, yang

membutuhkan massa tubuh yang tidak terlalu besar, tetapi tetap membutuhkan otot

dan tulang yang kuat dan lentur.

Sehat fisik /jasmani :

Untuk berada dalam kondisi Tubuh Sehat Ideal selain postur tubuh yang ideal juga

harus dilengkapi dengan keadaan tubuh yang sehat fisik atau jasmani. Untuk

mewujudkan hal tersebut, diperlukan zat gizi yang berasal dari konsumsi makanan

sehari-hari. Zat gizi yang diperlukan oleh tubuh terdiri dari Hidrat-arang, protein,

Disampaikan pada Seminar Kesehatan Obesitas, Senat Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,

Sabtu, 15 Februari, 2004 di Kampus UI Depok.

4

lemak, vitamin, mineral, air dan serat. Hidrat-arang, protein dan lemak disebut zat

gizi makro dan vitamin serta mineral disebut sebagai zat gizi mikro. Kebutuhan zat

gizi sehari tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan/aktivitas, suhu

linggkungan dan kondisi tertentu. Misalnya pada ibu hamil/meneteki atau sedang

sakit, membutuhkan zat gizi lebih banyak. Triguna makanan adalah sebagai 1)

sumber zat tenaga atau energi, 2) sumber zat pembangun dan 3) sumber zat

pengatur. Hidrat-arang, lemak dan protein merupakan komponen utama sebagai

sumber energi yang dibutuhkan untuk aktivitas, sedangkan protein dibutuhkan

sebagai sumber zat pembangun yaitu untuk pembentukan sel-sel tubuh. Dan vitamin

mineral sibutuhkan sebagai sumber zat pengatur yang diperlukan sebagai enzym,

co-enzym atau hormon untuk membantu proses metabolisme dalam tubuh.

Kebutuhan energi untuk laki-laki dewasa berkisar antara 1.900 – 2.700 Kkal/hari,

sedangkan pada wanita antara 1.700 – 2.100 Kkal./hari.

Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang dewasa

secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut:

Indikator Tingkat Konsumsi Tingkat Persediaan

Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori

Protein 46,2 gram 55 gram

(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati)

AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada

orang dewasa umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4

potong, lauk nabati 2-4 potong, sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan buah-buahan 2-3

potong. Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal.

Ketidak seimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi yang

terkandung untuk keperluan metabolisme tubuh akan mengganggu fungsi

metabolisme tersebut. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan status gizi kurang

atau gizi buruk. Sebaliknya kelebihan zat gizi akan menyebabkan status gizi lebih,

yang ditandai dengan kegemukan atau obesitas. Kekurangan atau kelebihan zat gizi

pada seseorang dapat terjadi secara spesifik sesuai pola makan orang tersebut,

yang dapat menimbulkan penyakit tertentu, tergantung zat gizi apa yang

kurang/lebih dikonsumsi. Misalnya kekurangan zat besi (Fe), dapat menimbulkan

anemia defisiensi besi, karena kurangnya hemoglobin yang tertentu. Pola makan

yang cenderung tinggi kalori, protein dan lemak akan menyebabkan tingginya kadar

glukosa, lemak, kolesterol dan asam urat dalam darah, yang dapat mempengaruhi

sistim kardio-vaskuler.

OBESITAS dan penyakit kardio-vaskuler

Penderita obesitas yaitu orang yang mempunyai berat badan sangat berlebihan,

secara umum dapat didiagnosa hanya dengan melihat secara fisik. Namun perlu

diwaspadai bahwa masalah obesitas tidak hanya sekedar mempengaruhi

penampilan seseorang. Seperti dikatakan diatas masalah obesitas biasanya juga

disertai masalah kesehatan lain seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner

dan hipertensi, kanker, penyakit ginjal, dan penyakit hati yang dapat menyebabkan

kematian.

Disampaikan pada Seminar Kesehatan Obesitas, Senat Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,

Sabtu, 15 Februari, 2004 di Kampus UI Depok.

5

Kegemukan atau obesitas terjadi karena konsumsi makanan yang melebihi

kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) perhari. Bila kelebihan ini terjadi dalam

jangka waktu lama, dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang cukup untuk

membakar kelebihan energi, lambat laun kelebihan energi tersebut akan diubah

menjadi lemak dan ditimbun didalam sel lemak dibawah kulit. Akibatnya orang

tersebut akan menjadi gemuk. Pada awalnya ditandai dengan peningkatan berat

badan, Bilamana penimbunan makin banyak, terjadi perubahan anatomis. Pada

wanita penumpukan jaringan lemak, biasanya berada di sekitar pinggul, paha,

lengan, pinggung dan perut. Baru meluas keseluruh tubuh sampai kemuka.

Sedangkan pada laki-laki, penumpukan jaringan lemak umumnya terjadi di bagian

perut.

Masalah gizi Klinis merupakan masalah gizi yang erat hubungannya dengan

penyakit dan penanganannya memerlukan tindakan yang komprehensif. Sehingga

hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit

kardiovaskuler, perlu dicegah dan diobati dengan merubah pola makan menjadi pola

makan sehat yang berpedoman pada aneka ragam makanan yang memenuhi gizi

seimbang.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas

normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor

dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab

hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat

adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari

pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah.

Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa

mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang

berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena

pada usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya

berkurang. Pembuluh yang mengalami sklerosis (aterosklerosis), resistensi dinding

pembuluh darah tersebut akan meningkat. Hal ini akan memicu jantung untuk

meningkatkan denyutnya agar aliran darah dapat mencapai seluruh bagian tubuh.

Menurut Maria C. Linder, Ph.D dari California State University, Fullerton, CA, masih

menjadi perdebatan kontroversi tentang pengaruh faktor diet dan cara hidup

terhadap terjadinya aterosklerosis. Namun dari beberapa kecenderungan

menyatakan bahwa: 1) terjadinya plak (plaque) aterosklerosis merupakan suatu

respon dari cedera pada dinding arteri terhadap kerusakan yang dibentuk oleh

lapisan epitel; 2) serat makanan, Mg dan beberapa mikronutrien seperti Cr, Cu

mungkin penting dalam pencegahan jangka panjang atau memperlambat

aterosklerosis. Selain itu konsumsi tinggi kolesterol dan lemak yang memicu

terjadinya aterosklerosis dapat berikut ini.

Aterosklerosis terjadi bila sebagian besar permukaan bagian dalam arteri besar

membentuk plaqueHasil pengamatan epidemiologi yang membandingkan populasi

atau sub populasi di beberapa negara, menunjukkan bahwa banyak faktor cara

hidup dan makanan yang menyebabkan risiko menjadi lebih besar untuk menderita

penyakit kardiovaskuler.

Disampaikan pada Seminar Kesehatan Obesitas, Senat Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,

Sabtu, 15 Februari, 2004 di Kampus UI Depok.

6

Tabel berikut ini memperlihatkan faktor risiko penyebab aterosklerosis, yaitu:

Faktor Risiko Dalam Aterosklerosis

Primer :

· Merokok (³ 1 pak sehari)

· Tekanan darah (diastolik _ 90 m Hg, sistolik > 105 mm Hg)

· Peningkatan kolesterol plasma (> 240-250 mg/dl)

Sekunder :

· Peningkatan trigliserida plasma

· Obesitas

· Diabetes

· Stress kronis

· Pil KB

· Vasektomi

Sumber: Informasi dari Naito (1980) dan Connor (1980)

Merokok, tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar kolesterol plasma/serum

adalah faktor risiko utama terjadinya asteroklerosis, sedangkan penyebab sekunder

adalah stress, kurang gerak, peningkatan trigliserida plasma. Rasio kolesterol HDL :

LDL berbanding terbalik dengan terjadinya asteroklerosis dan ini lebih berarti

daripada hubungan dengan total kolesterol serum LDL yang berlebihan memicu

terjadinya asteroklerosis pada dinding pembuluh darah. Selain konsumsi lemak yang

berlebih, kekurangan konsumsi zat gizi mikro (vitamin dan mineral) sering

dihubungkan pula dengan terjadinya ateroklerosis, antara vitamin C, vitamin E dan

B6 yang meningkatkan kadar homosistein. Tingginya konsumsi vitamin D

merupakan faktor terjadinya asteroklerosis dimana terjadi deposit kalsium yang

menyebabkan rusaknya jaringan elastis sel dinding pembuluh darah.

Berikut ini kami tampilkan kadar lemak darah, kolesterol dan trigliserida normal,

sebagai berikut :

PENUTUP

Guna mencapai Tubuh Sehat Ideal, sejogyanya dimulai sedini mungkin sejak janin

dalam kandungan. Oleh karena itu ibu hamil harus cukup gizi serta menjaga

kesehatannya, agar melahirkan bayi yang sehat.

Yang lebih penting adalah pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak

selanjutnya sampai anak dewasa, agar mencapai tinggi badan dan berat badan

ideal, sehat jasmani dan rohani, menuju sumber daya manusia yang berkualitas.

Total kolesterol = 200 mg/dl

LDL kolesterol = 130 mg/dl

HDL kolesterol = 35 mg/dl

Trigliserida = 250 mg/l

Disampaikan pada Seminar Kesehatan Obesitas, Senat Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI,

Sabtu, 15 Februari, 2004 di Kampus UI Depok.

7

Masa pra-usila dan usila, adalah masa kritis untuk terjadinya obesitas dengan

berbagai komplikasi penyakit degeneratif. Biasanya terjadi karena perubahan gaya

hidup menjadi lebih santai, kurang aktivitas dan cenderung makan berlebih

mengandung tinggi kalori, protein dan lemak.

Oleh karena itu, upaya untuk mencegah meningkatnya prevalens penyakit kardiovaskuler,

dapat dimulai dengan mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat.

BAGIAN 7: TREND DALAM STATUS KESEHATAN

http://www.who.or.id/images/bt_top.gif
7.1 Tingkat harapan hidup

Tingkat harapan hidup pada saat kelahiran diperkirakan adalah 67,86 tahun untuk laki-laki dan wanita (CBS). Proyeksi penduduk 1995-2005 (2000) akan mengakibatkan peningkatan jumlah orang yang berusia lebih tua dan peningkatan insiden dari penyakit degeneratif. Ini akan mengakibatkan kenaikkan pada anggaran belanja kesehatan. Pendekatan yang menyeluruh untuk mengupayakan status kesehatan dan memperbaiki harapan hidup telah dilaksanakan dengan keluarga sebagai titik pusatnnya. Tugas ini diberikan kepada direktorat pengupayaan kesehatan keluarga yang berada di dalam DepKes.

http://www.who.or.id/images/bt_top.gif
7.2 Mortalitas

Angka kematian bayi (AKB) menurun dari 74,2 per 1000 kelahiran dalam tahun 1981-1991 menjadi 52,5 per 1000 kelahiran yang hidup dalam tahun 1987-1997, angka kematian balita dari 107 menjadi 70,6 per 1000 kelahiran yang hidup, dan angka kematian maternal dari 450 dalam tahun 1985-1986 menjadi 390 per 100.000 kelahiran yang hidup dalam tahun 1989-1994. Beberapa faktor termasuk pelayanan imunisasi, partisipasi masyarakat, pertumbuhan ekonomi di daerah pedesaan, upaya dan pendidikan kesehatan, berkembangnya kesadaran masyarakat, dan perbaikan sarana dan pelayanan kesehatan, telah mempengaruhi terhadap perubahan yang signifikan dalam mortalitas. Hambatan yang ada dalam mengurangi kematian termasuk: meningkatnya urbanisasi, kemiskinan, dan banyaknya daerah yang terpencil dan pulau-pulau yang kecil yang menyebabkan sulitnya untuk berkomunikasi. Rencana selanjutnya akan menekankan kerjasama intra-sektoral, partisipasi masyarakat, dan penyerahan kekuasaan untuk tingkat propinsi dan tingkat yang lebih rendah.

http://www.who.or.id/images/bt_top.gif
7.3 Morbiditas

Beberapa perubahan yang signifikan terhadap morbiditas telah terjadi sejak evaluasi HFA yang kedua. Jumlah kasus kusta yang baru telah menurun dari 41.649 di tahun 1995 menjadi 11.387 di tahun 1999. Pengenalan dan perluasan dari terapi berbagai macam obat (multidrug therapy) mungkin telah mencegah penyebaran kusta, dengan harapan untuk menghapuskannya di masa yang akan datang. Kegiatan pengawasan malaria telah memberikan efek yang minimal pada insiden malaria, dengan jumlah kasus yang menurun dari 1.668.504 di tahun 1992 menjadi 1.518.140 di tahun 1995. Penemuan kasus dan perawatan telah diintensifikasikan, tetapi yang menjadi hambatan utama adalah resistansi terhadap obat P. falciparum, kesulitan transportasi, dan terbatasnya dana. Prevalansi tuberkulosis juga mengalami peningkatan sejak evaluasi yang kedua, yang disebabkan oleh pelayanan yang terbatas dari program pencegahan, tingginya tingkat orang yang keluar dari perawatan, dan resistansi terhadap berbagai macam obat. Perhatian utama akan diberikan pada penggunaan metode DOTS, yang diperkirakan memiliki tingkat kesembuhan sebesar 85%. Setelah luasnya pelayanan imunisasi, insiden polio diharapkan akan turun secara signifikan. Di tahun 1995, pengawasan polio yang lebih baik diperkenalkan, dengan diagnosa yang didukung oleh hasil laboratorium. Menurunnya kasus neonatal tetanus diselidiki antara tahun 1992-1995 (807 menjadi 390), yang disebabkan oleh meningkatnya pelayanan imunisasi, pengawasan yang lebih baik, dan peningkatan dari ruang praktik yang bersih dan higienis. Penurunan yang dramatis pada angka kesakitan campak dari 91.645 kasus di tahun 1992 menjadi 37.594 kasus di tahun 1995, dan pada poliomyelitis dari 148 menjadi 14 kasus, yang dikarenakan oleh tingginya pelayanan imunisasi, pengamatan yang intensif, dan pencegahan perjangkitan.

http://www.who.or.id/images/bt_top.gif
7.4 Disabilitas

Survey nasional telah memperkirakan prevalansi kebutaan adalah 1,47% (1996). Penyebab utama dari kebutaan ini adalah katarak dengan prevalansinya 1,02%. Rencana selanjutnya akan membutuhkan kegiatan perawatan mata utama yang terpadu dimasukkan ke dalam pembangunan PHC, dan juga mendirikan program "pelayanan penghapusan katarak" yang lengkap. Untuk masalh disabilitas, pendekatan rehabilitasi yang berbasis komunitas telah diterapkan dan dilaksanakan di Jawa Tengah dengan tujuan untuk diperluas. Hambatan yang utama adalah kurangnya SDM dan sumber keuangan. Tindakan selanjutnya untuk disabilitas adalah untuk meningkatkan kebijakan kesehatan dan mengembangkan koordinasi yang lebih baik dengan badan non-pemerintah dan sektor swasta.


Status kesehatan individu sangat menentukan seseorang dikategorikan miskin. Seseorang yang sakit walaupun memiliki pekerjaan bisa masuk kategori miskin.

Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM, Amelia Meika S.Sos, MA menyatakan status kesehatan, tingkat pendidikan tersebut merupakan faribel yang penting untuk menentukan kemiskinan secara subjektif.

Bicara dalam Seminar 'Mengukur Kemiskinan Subjektif di Indonesia', di Gedung Masri Singarimbun UGM, Jumat (20/2), dia menyatakan kemiskinan tidak hanya diukur dengan mengukur variabel objektif.

Menurut dia variabel kemiskinan subjektif perlu mendapat perhatian dalam menentukan status sosial. Selama ini ukuran miskin selalu dilihat dari kondisi nyata fisik tanpa ditelaah latar belakang seseorang miskin atau tidak miskin.

Pengajar sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Politik UGM, menyatakan mengukur angka kemiskinan dengan mengutamakan standar hidupnya sama pentingnya mengukur kemiskinan dengan kondisi obyektif seseorang.

Menurutnya kondisi moneter bukan alasan tunggal seseorang atau rumah tangga miskin. Seseorang hidup dalam rumah tangga memiliki pendapatan atau pengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan bisa saja tidak membuat seseorang merasa miskin atau tidak miskin.

Tingkat pendidikan dan status kesehatan justru berpengaruh sangat menentukan kemiskinan seseorang.

Seseorang dengan pendidikan tinggi, dengan status mahasiswa atau pelajar akan menganggap tidak miskin walaupun tidak memiliki pekerjaan. Sebab tidak memiliki tanggungan ekonomi terhadap keluarga.

Sebaliknya seorang dengan status kesehatan tidak bagus atau menderita sakit walaupun memiliki pekerjaan bisa merasa miskin. Ketidakmampuan melakukan kegiatan sehari-hari, menyebabkan orang merasa miskin atau potensi miskin sebab tidak dapat bekerja.

"Saat mereka berada pada level kesehatan tertentu dan bisa melakukan berbagai kegiatan, maka akan mengganggap dirinya bukan termasuk orang miskin," kata dia.

Dengan melihat kondisi subjektif individu, maka mengukur kemiskinan bisa lebih cermat dan lengkap."Kemiskinan subjektif merupakan indikator penting untuk mengukur kesejahteraan," ujar Amalia.

Gaya Hidup Sehat

Kolesterol yang tinggi (hiperkoles-terolemia) memang tidak terlihat dan seringkali tidak bergejala, kecuali dengan melakukan Check Up (periksa darah) secara berkala paling tidak 6 bulan sekali setelah berkonsultasi kesehatan dengan dokter. Namun demikian kolesterol harus tetap di kontrol dengan memiliki gaya hidup yang sehat seperti: diet rendah lemak, berhenti merokok, berat badan yang seimbang, dan olah raga teratur.

Jika segala upaya yang telah dilakukan tetap tidak mencapai target LDL yang dicanangkan, maka obat dapat dijadikan sebagai alternatif lain.


eat



Diet Rendah Lemak
Mengontrol kolesterol bukan artinya tidak bisa makan enak, tetapi mengurangi atau menghindari makanan berlemak. Di dalam makanan terdapat 3 macam lemak yakni: Saturated (lemak jenuh) Lemak ini terdapat di makanan seperti kuning telur, jerohan, dan otak sapi. Sebaiknya makanan seperti ini harus di hindari. Monounsaturated (lemak tidak jenuh dengan rantai tunggal) Lemak ini terdapat di makanan seperti udang dan kepiting. Makanan ini termasuk boleh di konsumsi dengan jumlah yang terbatas. Poliunsaturated (lemak tak jenuh ganda) Lemak ini terdapat di makanan seperti ikan yang berasal dari laut dalam (tenggiri dan tuna) yang mengandung minyak tak jenuh ganda serta Omega3.
Makanan seperti ini hendaknya banyak dikonsumsi, karena dapat membantu menaikkan HDL kolesterol (kolesterol baik ) dan menurunkan LDL kolesterol (kolesterol jahat). Idealnya, konsumsi makanan kita mengandung lemak dibawah 30 %, karbohidrat 50-60% dan protein 20%. Usahakan jangan mengkonsumsi makanan berkolesterol sampai lebih dari 300 mg setiap hari. Beberapa contoh tips untuk melakukan program diet dengan baik: Baca label makanan dan minuman yang Anda beli untuk menentukan pilihan yang terbaik Tidak meminum lebih dari 2 gelas minuman beralkohol dalam sehari Batasi porsi makan Anda. Pilih produk-produk non-fat Kurangi penggunaan garam dalam makanan dan hindari makanan yang asin. Terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah Anda Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi Anda sebelum memulai program diet.


Berhenti Merokok
Merokok adalah kebiasaan buruk yang salah satunya dapat memicu penebalan atau penyempitan pembuluh darah. Rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti Adrenalin, yang merangsang peningkatan denyut jantung dan tekanan darah Rokok juga mengandung karbon mono-oksida (CO) yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk mengikat oksigen. CO menurunkan kapasitas sel darah merah membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk jantung. Hal ini perlu diperhatikan terutama bagi penderita PJK, karena pembuluh darahnya sudah terdapat plak dengan aliran darah yang sudah sangat berkurang. Perokok, 2-3 kali lebih mungkin terkena stroke dibanding mereka yang tidak merokok dan umumnya mengalami penyumbatan arteri di kaki yang sering mengakibatkan kejang pada waktu olah raga. Stop merokok dan gunakan Diary Kolesterol untuk membantu mengkontrol kolesterol Anda


Berat Badan
Kegemukan mendorong timbulnya faktor risiko lain seperti Diabetes, Hipertensi, yang pada taraf selanjutya meningkatkan risiko PJK. Berat badan dikatakan ideal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu secara statistik dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan. Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

IMT =


Berat Badan (KG)

-----------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)

Status Gizi

Kategori

IMT

Kurus

Kekurangan berat badan tingkat berat

<>

Kekurangan berat badan tingkat ringan

17,0 - 18,4

Normal

18,5 - 25,0

Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan

25,1 - 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat

>27,0



Olahraga
Olah raga baik untuk kesehatan tubuh. Tetapi olah raga apa yang dapat secara efektif membantu menurunkan kadar kolesterol? Olahraga yang efektif adalah yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas serta pinggul Lakukan senam, aerobik, jalan kaki, berenang, jogging, bersepeda, atau sejenisnya paling tidak tiga kali seminggu masing-masing 1 jam. 5-10 menit pertama digunakan untuk pemanasan, 30 menit untuk olahraga dan 10 menit terakhir untuk pendinginan.

Bagi yang telah menginjak usia setengah baya keatas, sebaiknya memeriksakan dirinya ke dokter terlebih dahulu agar mengetahui apakah ada penyakit yang diderita seperti Hipertensi, PJK atau Diabetes, sehingga bentuk/jenis olahraganya dapat disesuaikan. Gunakan program-program olah raga yang efektif dan sesuai dengan anda untuk membantu menurunkan kadar kolesterol di Diary Kolesterol
Sumber : www.pedulikolesterol.com

:PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP SEHAT (PKHS):::


Sumber daya manusia yang berkualitas diantaranya adalah individu yang cerdas. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan individu yang sehat secara fisik dan psikis. SMK Negeri 2 sukabumi berusaha membentuk individu-individu yang berkualitas sesuai dengan potensi dan karakternya.

Remaja mempunyai karakter yang khas diantaranya :

  1. Secara intelektual remaja maulai dapat berpikir logis, mempunyai kemampuan nalar secara ilmiah dan mampu menguji hipotesis.
  2. Mulai menyadari proses berpikir efisien dan belajar beritrospeksi.
  3. Mengalami puncak emosionalitas.
  4. Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tataran psikologis(rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain).
  5. Sudah mampu memahami orang lain.
  6. Mempunyai sikap rawan(sikap comfomity) yaitu kecendrungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat.
  7. Masa berkembangnya identitas diri.
  8. Remaja sudah mampu menyoroti nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.



Sementara itu berbagai ancaman dan tantangan menanti fase kehidupan remaja. Diantara ancaman-ancaman tersebut adalah :

  1. Narkoba
  2. Kenakalan Remaja
  3. Free Sex
  4. Gaya Hidup Konsumtif



Status kesehatan anak usia sekolah, tergantung pada perilakunya sehari-hari yang antara lain dipengaruhi oleh :

  1. Peer Presure
  2. Keluarga
  3. Masyarakat



kesehatan fisik dan kesehatan psikis diperoleh dari perilaku sehari-hari. Ketidaktercapaian kesehatan fisik dan kesehatan psikis disebabkan ketidak pedulian idividu, sehingga diperlukan pendidikan dan pelatihan kearah perubahan tingkah laku yang diharapkan. Tahapan proses perubahan perilaku tersebu dapat digambarkan sebagai berikut :
perubahan perilaku

Dalam mendidik remaja diperlukan suatu metode yang sifatnya :

  1. Mengembangkan potensi remaja
  2. Memandirikan Remaj
  3. Memberikan kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku yang diperlukan remaja dalam mengatasi tanatangan dan kebutuhan hidup sehari-hari.



Mengingat hal tersebut diatas, maka melalui usaha kesehatan sekolah dikembangkan sebuah pola pendidikan yang berorientasi pada kesehatan psikososial remaj di SMK Negeri 2 Sukabumi yaitu pendidikan keterampilan hidup sehat ( PKHS ). Pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS) adalah suatu cara belajar yang berorientasi pada keterampilan selain materi pengetahuan, sehingga seseorang dapat mengimplementasikan pengetahuannya menjadi suatu keterampilan untuk berperilaku hidup sehat, baik sehat secar fisik maupun psikis. Keterampilan yang dimaksud adalah kemapuan psikososial seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.

Kompetensi psikososial adalah seluruh kemampuan yang berorientasi pada aspek kejiwaan seseorang terhadap diri sendiri dan interaksinya dengan orang lain serta lingkungan sekitarnya dalam konteks kesehatan. Kompetensi psikososial tersebut antara lain :

  1. Empati, yaitu kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiri.
  2. Kesadaran diri, adalah kemampuan untuk mengenal diri sendiri tentang karakter, kekuatan, kelemahan, keinginan dan tidak keinginan
  3. Pengambilan keputusan, adalah kemampuan yang dapat membantu kita untuk mengambikl keputusan secara konstruktif dengan membandingkan pilihan alternatif dan efek samping yang menyertainya.
  4. Pemecahan masalah, adlah kemampuan untuk memungkinkan kita dapat menyelesaikan masalah secara konstruktif.
  5. Berpikir kreatif, yaitu kemampuan unuk menggali alternatif yang ada dan berbagai konsekuensinya dari apa yang kita lakukan.
  6. Berpikir kritis, yaitu kemampuan menganalisa informasi dan pengalaman-pengalaman secara objektif.
  7. Komunikasi efektif, yaitu kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun non verbal yang mengikuti budaya dan situasi
  8. Hubungan interpersonal, yaitu kemampuan yang dapat menolong kita beroteraksi dengan sesama secara positif dan harmonis.
  9. Mengatasi emosi, yaitu kemampuan keterlibatan pengenalan emosi dalam diri sendiri dan orang lain.
  10. Mengatasi Stress, yaitu kemampuan pengenalan sumber-sumber yang menyebabkan stres dalm kehidupan, bagaimana efeknya dan cara mengontrol terhadap derajat stres.

::TABEL ALUR PIKIR PKHS::


Tahapan Keterampilan Hidup Sehat :

a. Komponen inti dari kompetensi dari Psikososial

Materi pembelajaran pada segmen ini berorientasi pada praktek tentang hal-hal yang berhubungan didalam kehidupan sehari-hari.

b. Penerapan keterampilan

Segmen ini pembelajaran sudah lebih terarah pada topik yang relevan dengan fakta masalah kesehatan yang muncul

c. Penerapan keterampilan hidup yang lebih spesifik

Pada tingkat ini, materi pembelajaran sangat spesifik, yaitu terhadap kondisi beresiko yang spesifik yang dapat menimbulkan masalah kesehatan.

::PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP SEHAT (PKHS)::


Kader kesehatan remaja diberikan pendidikan dan latihan sebagai berikut :

a. Pembelajaran materi kesehatan
Pendidikan kesehatan berupa materi-materi kesehatan fisik dan psikis, diberikan oleh dokter dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi khususnya doktr puskesmas Tipar dan Pembimbing PKHS. Materi-materi tersebut antara lain :
1) Gizi
2) Kesehatan Gigi dan Gusi
3) Puasa dan Kesehatan
4) Kesehatan Mata dan Telinga
5) Higienitas Fisik dan Lingkungan
6) Bahaya Narkoba Bagi Fisik
7) Bahaya Merokok
8) Kesehatan Reproduksi Remaja
9) Penyakit Menular Lewat Hewan
10) Penyakit yang biasa dialami Siswa
11) Penyakit Menular Seksual

Materi kesehatan Psikologis dan Sosial :
1) Psikologis Remaja
2) Bahaya Narkoba ditinjau dari aspek Hukum dan Psikososial
3) Pemahaman Diri
4) Kepribadian dan konsep diri
5) Permasalahan yang biasa dialami remaja
6) Teknik Konseling/terapi psikologis
7) Mengatur Waktu
8) Pergaulan Sehat

b. Penjaringan masalah
Setelah memahami berbagai pengetahuan yang diberikan, kader kesehatan remaja dituntut untuk menjadi fsilitator pada pengentasan masalah yang dialami teman sebayanya, baik kasus kesehaan fisik maupun psikologis, dibimbing langsung oleh pembimbing PKHS(Guru pembina UKS) dan dokter psikologis PKPR. Meode penjaringan diantaranya :

  1. Pelaporan
  2. Sistem angket dan kancing

c. Metode pelaksanaan PKHS dan pengentasan melalui peer Conselor
Metode yang digunakn dalam pengentasan masalah, antara lain:

  1. Ceramah
  2. Curah Pendapat
  3. Diskusi Kelompok
  4. Debat
  5. Bermain Peran
  6. Simulasi
  7. Demontrasi

d.Reveral (Rujukan)
Keterbatasan-keterbatasan yang ada di sekolah memungkinkan banyak kasus yang terjadi tidak dapat diseleseaikan melalui pendidikan ketermpilan hidup sehat disekolah, sehingga diperlukan rujukan kepada lembaga yang lebih kompeten dalam aspek psikososial, dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan peduli remaja(PKPR) yang berada di puskesmas Tipar kota Sukabumi dan ditangani langsung oleh dokter Psikolog Puskesmas yang bersangkutan.

http://www.smkn2smi.com/kesehatan/images/dokter.jpg

dr. Lulis Delawati

Dokter Umum Puskesmas Tipar
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi

  1. beraktivitas fisik secara cukup, dan
  2. mengkonsumsi makanan bergizi.

Dengan 3 pilar ini ungkap sebuah penelitian, penyakit tekanan darah tinggi dapat berkurang 55%; stroke & jantung koroner dapat berkurang 75%; diabetes dapat berkurang 50%; tumor dapat berkurang 35%, usia rata-rata dapat diperpanjang 10 tahun ke atas dari rata-rata usia harapan hidup manusia Indonesia. Semua ini diraih tanpa mengeluarkan uang sesen pun! jadi gaya hidup sehat sangat mudah, tapi efeknya luar biasa.

Manfaat Ukhrawi Gaya Hidup Sehat

  1. Dapat melakukan serang-kaian ibadah ‘ammah maupun khasshah secara sempurna (ada’an) termasuk dapat bersilaturahim dan menjalin persahabatan dengan orang lain. Rasulullah s.a.w bersabda: Dari Jabir ia berkata: Rasulullah s.a.w pernah menjenguk sahabat yang sakit. Nabi melihat orang itu shalat dengan duduk di atas bantal. Beliau membuang bantal itu, sambil bersabda: “Shalatlah di tanah, jika mampu. Bila tidak, kerjakan dengan isyarat. Jadikanlah sujudmu lebih rendah dari rukukmu.” (HR. Baihaqi dalam as-Sunan (2/306), disahihkan oleh Imam Abu Hatim).
  2. Bisa bekerja mencari nafkah dengan baik, sesuai bunyi do’a setelah makan. “Dari Abi Umamah bahwasanya Nabi SAW adalah apabila telah selesai dari makannya atau makanan diangkat dari meja makan beliau berdo’a yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah mencukupi kami dan memberi minum kami, yang memberi makan bukan yang diberi makan dan bukan diingkari nikmatnya.” Terkadang
    Nabi mengucapkan: “segala puji bagi Allah Tuhan Kami yang senantiasa mencukupi, tidak meninggalkan kami dan selalu mencukupi kebutuhan kami, duhai Tuhan kami.” (HR. Bukhari (II 106no.:5142-5143), al-Hakim (I/203/ 2003)) Ahmad (Musnad Syamiyin, Juz IV)
  3. Kesehatan itu adalah mahkota bagi kehidupan manusia yang harus dilestarikan. Melepaskan mahkota kesehatan berarti menjerumuskan hidupnya pada kehancuran.

Kecuali itu, Kesehatan termasuk bagian pokok dari sumber kebahagiaan manusia:
Hamid Allaffaf berkata: “Kami telah mencari empat macam hal pada empat tempat, tapi kami keliru jalan, ternyata kami temukan ke empat macam hal itu pada empat tempat yang lain:

  1. Kami telah berusaha menjadi orang kaya dengan cara mengumpulkan harta, ternyata kekayaan itu kami dapati di dalam hati yang mencukupkan dengan apa yang ada (qana ‘ah);
  2. Kami telah berusaha mencari suasana senang dan santai dengan memiliki banyak fasilitas, tapi ternyata perasaan santai itu justru kami dapati setelah kami tidak memiliki apa-apa;
  3. Kami telah berusaha mencari kenikmatan dengan memakan makanan-makanan yang enak-enak, tapi ternyata kenikmatan itu ada pada badan yang sehat;
  4. Kami telah mengejar uang (rizqi) di muka bund, ternyata rezeki itu kudapati ada di langit.(lmam Ibnu Hajar al-Asqalani, al-Isti’dadLi Yaum al-Ma’ad, Bab: Ruba’iy. Get. Maktab al-Islami, tth.hal. 49)).